MAKALAH
BAHASA INDONESIA
TEKNIK
MEMBACA KRITIS
Oleh Kelompok 4:
1.
Mohammad Halil
( )
2.
Ketut Tontowi ( )
3.
Choirul Anwar ( )
PRODI AHWALUS SYAKHSIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tabaroka wa Ta’ala yang telah
menolong kami dalam penyelesaian penulisan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad ’Alaihis Sholaatu
was Salaam.
Makalah ini disusun untuk memberikan wawasan kepada
pembaca mengenai teknik-teknik dalam memahami suatu bacaan secara kritis yang
kami sajikan dari berbagai sumber. Penulisan makalah ini sempat mengalami
kendala karena beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Baik itu yang datang dari penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh ketekunan dan terutama pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dosen Pembimbing bahasa Indonesia yang telah memberikan arahan dan
motivasi selama proses penulisan makalah dan teman-teman Ma’had yang memotivasi
secara moriil maupun materiil serta pihak-pihak yang membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat waktu yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca demi
perbaikan makalah di waktu mendatang.
Surabaya, 27 Februari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................. i
Kata pengantar.............................................................................. ii
Daftar isi....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Fokus Kajian.................................................................... 3
1.3 Tujuan.............................................................................. 3
1.4 Manfaat............................................................................ 3
1.5 Batasan Istilah................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................ 4
2.1 Kajian Teori..................................................................... 4
2.1.1
Definisi Membaca.................................................... 4
2.1.2 Aspek-aspek Membaca............................................ 4
2.1.3 Proses Membaca....................................................... 6
2.1.4 Periode Membaca............................................................ 7
2.1.4.1
Prabaca................................................................ 7
2.1.4.2
Saat-baca............................................................. 8
2.1.4.3
Pascabaca............................................................ 8
2.1.5 Jenis-Jenis Membaca....................................................... 8
2.1.5.1
Membaca Cepat................................................... 8
2.1.5.2
Membaca Memindai............................................ 9
2.1.5.3
Membaca Intensif................................................ 9
2.1.5.4
Membaca Ekstensif11
2.1.5.5 Membaca Rekreatif....................................... 13
2.1.5.6
Membaca Analitik............................................... 13
2.1.5.7
Membaca Literal, Kritis dan Kreatif.................... 13
2.1.6 Tujuan Membaca............................................................. 14
2.1.5 Definisi Membaca Kritis.................................................. 15
2.1.8 Ragam Membaca Kritis................................................... 20
2.1.8.1
Membaca Teliti.................................................... 20
2.1.8.2
Membaca Pemahaman......................................... 21
2.1.8.3
Membaca Ide....................................................... 25
2.1.8.4
Membaca Bahasa................................................. 28
2.1.8.5 Membaca Sastra.................................................. 28
2.1.9 Teknik Membaca Kritis................................................... 29
2.1.9.1
Teknik Membaca SQ3R....................................... 29
2.1.9.2
Teknik Membaca KWLH..................................... 30
2.1.10 Membaca Kritis Artikel Ilmiah...................................... 31
2.1.11 Membaca Artikel Populer.............................................. 31
2.1.12 Mengakses Internet........................................................ 31
2.2 Metodologi Penulisan Makalah............................................... 32
2.3 Aplikasi Teori......................................................................... 32
BAB III PENUTUP....................................................................... 34
3.1 Kesimpulan............................................................................. 34
3.2 Saran....................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G.
Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna
kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak
terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap
atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson Tarigan,
1986:7).
Hal tersebut berarti
bahwa membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga
mampu memahami materi bacaan dengan baik. Membaca merupakan perbuatan yang
dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati,
memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Kegiatan membaca pada
tataran yang lebih tinggi, pembaca harus mampu memahami menerima, menolak dan
meyakini pendapat yang dikemukakan oleh penulisnya. Para pengamat menyimpulkan
bahwa membaca membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi guna menyerap
gagasan-gagasan yang terkandung dalam suatu bacaan. Membaca pada tingkat ini,
pembaca tidak cukup hanya memahami apa yang tersurat, lebih dari itu dapat
menghubungkan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalaman pembaca. Di
samping itu, pengetahuan tentang teknik-teknik membaca sangat perlu dipahami
oleh pembaca, agar dapat memahami isi bacaan dengan sebaik-baiknya, terutama
dalam membaca kritis.
Soedarsono (1994)
mengatakan bahwa membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif
penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi ia
bersama-sama penulis berfikir tentang masalah yang dibahas. Membaca secara
kritis berarti kita harus mampu membaca secara analisis dengan melakukan
penilaian.
Membaca kritis sering
juga disebut membaca kreatif atau interpreatatif. Dalam membaca kritis, pembaca
dituntut agar dapat memahami maksud penulis, organisasi dasar tulisan, menilai
penyajian penulis, menerapkan prinsip-prinsip membaca kritis, dan
prinsip-prinsip penilaian bahan bacaan (Tarigan : 1983 : 90).
Praktik membaca kritis
merupakan strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan berdasarkan
penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran
penulis dan merupakan analisis yang dapat dihandalkan (Sujana, 1988 : 23).
Dalam membaca kritis dikenal tiga cara, yaitu : (1) Membaca baris, adalah
membaca baris demi baris untuk dapat memahami arti kata-kata setiap baris; (2)
Membaca di antara baris, mempunyai pengertian menganalisis maksud penulis yang
sebenarnya; (3) Membaca di luar baris, bertujuan mengevaluasi dan memahami
hal-hal yang perlu diaplikasikan dalam membaca kritis, pembaca akan dapat
melakukan kegiatan membaca dalam waktu singkat, namun memperoleh informasi yang
lengkap dan benar. Di samping itu, keberhasilan dalam membaca kritis sangat
perlu berlatih dan berlatih terus, sehingga pembaca akan dapat memperoleh
informasi yang benar, baik yang tersurat maupun tersirat dalam wacana yang dibacanya.
Adapun bahan yang dapat digunakan latihan membaca kritis, bisa berupa wacana
apa saja, misalnya : artikel, cerita, dialog, karya ilmiah populer, termasuk
karya ilmiah.
Berdasarkan fakta di
lapangan bahwa kemampuan sebagian masyarakat memahami isi bacaan masih rendah.
Kenyataan ini besar kemungkinannya karena mereka tidak memiliki pengetahuan
yang memadai dalam memahami isi bacaan dengan tingkat keterbacaan secara
optimal. Sehubungan dengan ini, sangat pelu dicari solusi pemecahannya, agar
tujuan pemberian pemahaman membaca kritis dapat dicapai sesuai dengan harapan.
Berdasarkan uraian yang
telah dikemukakan di depan, penulisan makalah ini dilakukan dengan tujuan
apakah teknik membaca kritis dapat meningkatkan kemampuan pembaca dalam
memahami isi dari suatu bacaan.
1.2
Fokus Kajian
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan fokus
kajian yakni bagaimanakah teknik membaca kritis.
1.3
Tujuan
Berdasarkan fokus kajian di atas,
dapat dirumuskan tujuan makalah yakni untuk mengetahui teknik membaca kritis.
1.4
Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini
adalah:
1.
Manfaat teoritis makalah ini untuk mengetahui teknik-teknik
membaca sebuah wacana secara kritis.
2.
Manfaat praktis makalah ini untuk menerapkan teknik
membaca kritis dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Manfaat umum bagi pembaca untuk memahami dan
menerapkan teknik membaca kritis.
4.
Manfaat khusus bagi mahasiswa untuk memahami teknik
membaca kritis secara utuh.
1.5
Batasan Istilah
Supaya
penelitian makalah ini tidak meluas maka variabel judul dibatasi sebagai
berikut.
1.
Membaca adalah
kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dalam tulisan (Tampubolon,
1993).
2.
Membaca kritis
adalah membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapat dalam
bacaan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu (Agustina, 2008:124).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kajian
Teori
2.1.1
Definisi Membaca
Menurut Kolker (1983:3) membaca
merupakan suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan bahasa
tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif,
dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu
pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak.
Doglass (dalam Cox, 1988:6) memberikan
definisi membaca
sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. Sejalan dengan itu Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991:267) berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja.
sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. Sejalan dengan itu Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991:267) berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja.
Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996:8)
mengatakan bahwa membaca merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya
mencakup respon kognitif, sikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi
menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi,
pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya,
aktiivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilam tersebut
dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu.
Syafi'i (1999:7) juga menyatakan bahwa
membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang
disebut proses mekanis, beberapa psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam
mengolah informasi.
Adapun Farris (1993:304)
mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan
gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh
bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.
Dengan adanya beberapa definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses
yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna dari suatu pesan yang
disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan
antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalaman
yang telah dimiliki.
2.1.2 Aspek-Aspek Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks
yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Secara garis
besar terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
1.
Ketrampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap
berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup: (a)
pengenalan bentuk huruf, (b) pengenalan unsur-unsur linguistic (fonem/grafem,
kata, frase, pola klause, kalimat, dan lain-lain), (c) pengenalan
hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan
tertulis atau “to bark at print”, (d) kecepatan membaca bertaraf lambat.
2.
Ketrampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap
berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup: (a)
memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikansi
atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan,
reaksi pembaca), (c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), (d) kecepatan
membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan (Broughton [et
al] dalam H.G. Tarigan, 1986:12).
2.1.3 Proses Membaca
Menurut beberapa ahli ada beberapa
model pemahaman proses membaca, di antaranya model bottom-up, top-down, dan
model interaktif. Model botton-up menganggap bahwa pemahaman proses membaca
sebagai proses decoding yaitu menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi
simbol-simbol bunyi.
Pendapat itu menurut Harjasujana
(1986:34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang mengatakan bahwa membaca
berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu. Begitu
juga menurut pendapat Fries (dalam Harjasujana, 1986:34) bahwa membaca sebagai
kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola
yang terdiri atas lambang-lambang grafis.
Pendapat-pendapat di atas ternyata
ditentang oleh Goodman (dalam Cox, 1998:270) yang menyatakan bahwa membaca
sebagai proses interaksi yang menyangkut sebuah transaksi antara teks dan
pembaca. Pembaca yang sudah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya
dan kemudian menguatkan atau menolak ramalannya itu berdasarkan apa yang
terdapat dalam bacaan, membaca seperti itu disebut model top-down.
Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif.
Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif.
Rumelhart (dalam Harris dan Sipay,
1980:8) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar membaca
permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan yang berada dalam
skemata. Membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi
dinamis di antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah
dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca.
Burns, dkk. (1996:6) menyatakan bahwa aktifitas
membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam
proses membaca ada sembilan aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara
harmonis akan menghasilkan komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis.
Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna
yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih
lanjut Burns, dkk. (1996:8) mengemukakan sembilan proses membaca tersebut
yaitu: (1) mengamati simbol-simbol tulisan, (2) menginterprestasikan apa yang
diamati, (3) mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis,
(4) menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan
yang telah dipunyai, (5) membuat referensi dan evaluasi materi yang dibaca, (6)
mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan
fakta-fakta baru, (7) membangun asosiasi, (8) menyikapi secara personal
kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya, (9) mengumpulkan serta menata
semua tanggapan indera untuk memahami materi yang dibaca.
2.1.4 Periode Membaca
2.1.4.1 Prabaca
Menurut Burns, dkk. (1996:224) siswa
akan terdorong memahami keseluruhan materi jika para guru membiasakan kegiatan
membaca dengan aktivitas prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca
itu tidak sama prosedurnya. Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan
pascabaca sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda
pula.
Aktivitas pada tahap prabaca sangat
berguna bagi mahasiswa untuk membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas
tersebut menurut Burns, dkk. (1996:224) bisa berupa membuat prediksi tentang
isi bacaan, dan menyusun pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan
kepada siswa agar pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar,
pendahuluan yang dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994: 5)
mempertegas pendapat Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurvei
judul bab supaya bisa mengembangkan membaca secara efektif, dan bisa mengatur
waktunya secara fleksibel.
2.1.4.2 Saat-baca
Aktivitas pada tahap saat-baca
merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini dilakukan siswa untuk
memperoleh pengatahuan baru dari kegiatan membaca teks bacaan. Dalam membaca
tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal memahami teks bacaan dengan
berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236) mengemukakan beberapa strategi
dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-baca untuk meningkatkan pemahaman
tersebut. Strategi dan aktivitas yang dimaksud meliputi strategi matakognitif,
prosedur cloes dan pertanyaan penuntun. Sedangkan Leo (1994: 8) lebih
menekankan pada kegiatan membaca dengan cara menandai bagian-bagian yang
dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan tersebut.
2.1.4.3 Pascabaca
Aktivitas pada tahap pascabaca,
menurut Burns, dkk. (1996:237) digunakan untuk membantu siswa memadukan
informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya sehingga
diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Strategi yang bisa digunakan
dalam pascabaca dapat berupa pembelajaran pengayaan, pertanyaan, representasi
visual, teater pembaca, penceritaan kembali dan aplikasi.
2.1.5 Jenis-Jenis Membaca
2.1.5.1 Membaca Cepat
Teknik
membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar efektif. Membaca
cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan
padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi
baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan dengan
cepat. Cara membaca cepat:
1. Konsentrasi saat membaca.
2. Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan
bibir bergerak.
3. Perluas jangkauan mata ketika membaca.
4. Tidak mengulang-ulang bacaan.
Dalam teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk
menghitung kecepatan membaca. Rumus tersebut adalah:
KB : Jumlah kata dalam bacaan
x 100%
Waktu yang ditempuh
Keterangan:
KB = Kecepatan Membaca
2.1.5.2 Membaca Memindai
Membaca memindai disebut juga membaca scanning,
yaitu teknik membaca yang digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca
yang lain. Melainkan langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik membaca
memindai, biasanya dilakukan ketika mencari nomor telepon, mencari arti kata
atau istilah di kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia.
2.1.5.3 Membaca Intensif
Membaca intensif adalah teknik membaca yan dapat
diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. Membaca intensif
juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi. Membaca
intensif, disebut juga membaca secara cermat. Membaca dengan cermat akan
memperoleh sebuah pokok persoalan atau perihal menarik dari suatu teks bacaan
untuk dijadikan bahan diskusi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca intensif
adalah sebagai berikut:
1. Membaca dengan jeli sehingga dapat menentukan hal
yang paling menarik dari hal-hal lain,
2. Mempertimbangkan
kemampuan diri dal kemampuan teman diskusi berkenaan dengan kemampuan diri
menguasai atau memahami perihal yang akan didiskusikan, dan
3. Mempertimbangkan referensi yang dimiliki oleh
peserta diskusi terkait hal yang akan didiskusikan.
Yang termasuk dalam
membaca intensif adalah:
A. Membaca Telaah Isi
1. Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama
pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca
dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
2. Membaca Pemahaman
2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman
(reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk
memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary
standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of
fiction).
3. Membaca Kritis
3. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah
kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam, evaluatif, dengan
tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna
antar baris, maupun makna balik baris.
4. Membaca Ide
4. Membaca Ide
Membaca ide adalah
sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan
ide-ide yang terdapat pada bacaan.
5. Membaca Kreatif
5. Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah
kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna tersurat, makna antar
baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk
kehidupan sehari-hari.
B. Membaca Telaah Bahasa
1. Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)
Tujuan utama membaca
bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan
kosakata (developing vocabulary)
2. Membaca Sastra (Literary Reading)
2. Membaca Sastra (Literary Reading)
Dalam membaca sastra
perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra.
Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu
karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan
antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.
2.1.5.4 Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang
dilakukan dengan cara tidak begitu detail. Kegiatan membaca ekstensif ditujukan
untuk mendapatkan informasi yang bersifat pokok-pokok penting dan bukan hal
yang sifatnya terperinci. Berdasarkan informasi pokok tersebut, kita sudah
dapat melihat atau menarik kesimpulan mengenai pokok bahasan atau masalah utama
yang dibicarakan. Membaca ekstensif dapat digunakan ketika membaca beberapa
teks yang memiliki masalah utama sama. Kita dapat menarik kesimpulan mengenai
teks yang memiliki masalah utama yang sama, meskipun pembahasan detailnya
berbeda.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika membaca
ekstensif dua teks:
1. Membaca kedua
teks secara keseluruhan, sehingga mendapatkan pemahaman terhadap kedua isi
teks,
2. Memahami pokok-pokok
penting yang disampaikan dalam masing-masing teks,
3. Membandingkan
kedua teks, sehingga memperoleh gambaran adanya persamaan dan perbedaannya,
dan
4.
Menarik kesimpulan mengenai masalah utama kedua teks.
Objek membaca ekstensif
meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca
ekstensif meliputi:
1. Membaca Survai (Survey Reading)
Membaca survai adalah
kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang
akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam
membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak (jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada).
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak (jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada).
2. Membaca Sekilas
Membaca
sekilas (skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau
bacaan-bacaan ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar
dapat menemukan infromasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua
informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap penting sudah
mewakili informasi yang ingin diketahui.
Membaca
sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada bagian-bagian teks,
terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau hal umum lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca sekilas adalah sebagai berikut:
1.
Jika membaca koran, bacalah setiap judul bacaan dalam koran tersebut,
2. Baca garis besar bacaan atau kepala berita
yang terdapat pada koran tersebut, dan
3. Jika
telah telah menemukan bacaan yang diinginkan, mulai untuk membacanya.
Hambatan-hambatan yang
dapat mengurangi kecepatan mambaca :
(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,
(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara,
(c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca,
(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,
(e) jari tangan selalu menunjuk tulisan yang sedang kita baca,
(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.
(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,
(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara,
(c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca,
(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,
(e) jari tangan selalu menunjuk tulisan yang sedang kita baca,
(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.
3. Membaca
Dangkal (Superficial Reading)
Membaca dangkal pada
hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat
luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya
dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang
mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.
2.1.5.5 Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca; biasanya bahan bacaan diambil dari cerpen dan novel.
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca; biasanya bahan bacaan diambil dari cerpen dan novel.
2.1.5.6 Membaca
Analitik
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.
Menurut Bentuknya:
1. Membaca Intensif (Qira’ah Mukatsafah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan utama dalam membaca dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qawaid yang dibutuhkan dalam membaca.
2. Membaca Ekstensif (Qira’ah Muwassa’ah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan.
1. Membaca Intensif (Qira’ah Mukatsafah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan utama dalam membaca dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qawaid yang dibutuhkan dalam membaca.
2. Membaca Ekstensif (Qira’ah Muwassa’ah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan.
2.1.5.7
Membaca Literal, Kritis dan Kreatif
Membaca literal meruapakan kegiatan membaca sebatas
mengenal dan menangkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya
berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan
tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna yang
tersirat.
Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan
secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan
bukan hanya mencari kesalahan belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat
mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya dan dia pun akan empunyai
kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha
berpikir kritis.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk
mendapatkan penilaian yang adil dan bijaksana. Menurut Harras (1998:45) untuk
dapat melakukan kegitan membaca kritis, ada empat macam persyaratan pokok,
yaitu: (1) pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan bacaan
yang sedang dibaca; (2) sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak
tergesa-gesa; (3) penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian
ilmiah; (4) tindakan yang diambil berdasarkan analisis atau pemikiran tersebut.
Membaca kreatif merupakan proses membaca untuk
mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan
lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan
pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan.
Dalam proses membaca kreatif, pembaca dituntut untuk
mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya
dengan ide-ide yang sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa
petunjuk, aturan, atau kiat-kiat tertentu. Selain itu, kemampuan membaca
kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.
Menurut Harras (1998:49) pembaca dapat dikatakan
pembaca kreatif andaikan memenuhi kreteria berikut: (1) Kegiatan membaca tidak
berhenti sampai pada saat menutup buku; (2) mampu menerapkan hasil untuk
kepentingan hidup sehari-hari; (3) munculnya perubahan sikap dan tingkah laku
setelah proses membaca selesai; (4) hasil membaca berlaku sepanjang masa; (5)
mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan; (6) mampu
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang tekah
dibaca.
2.1.6
Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang
yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan
orang yang tidak mempunyai tujuan (Farida Rahim, 2007:11). Tujuan utama dalam
membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami
makna bacaan (H.G. Tarigan, 1986:9). Tujuan membaca mencakup: (1) kesenangan,
(2) menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4)
memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru
dengan informasi yang telah diketahuinya, (6) memperoleh informasi untuk
laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8)
menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari
suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, (9)
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk dan Irwin dalam
Burns dkk, dalam Farida Rahim, 2007:11). Selain beberapa tujuan membaca yang telah
disampaikan di atas, terdapat pula beberapa tujuan membaca lainnya yang erat
kaitannya dengan makna, diantaranya:
a.
Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
b.
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c.
Membaca untuk mengetahuai urutan atau susunan, organisasi cerita.
d.
Membaca untuk menyimpulkan.
e.
Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan.
f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasi.
g.
Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.
2.1.7
Definisi Membaca Kritis
Albert (2001) menyatakan bahwa membaca kritis ialah kegiatan membaca
yang dilakukan secara bijaksana, penuh tanggung jawab, mendalam, evaluatif,
analisis, dan bukan hanya ingin mencari kesalahan penulis. Pembaca
tidak hanya sekedar menyerap masalah yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis
berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis berarti harus membaca secara analisis dan dengan penilaian.
Dalam membaca
kritis pembaca harus terbuka terhadap gagasan orang lain. Pembaca harus mengikuti pikiran penulis secara tepat,
akurat dan kritis. Akurat artinya dalam hubungan relevansi, membedakan yang
relevan dan yang tidak relevan atau tidak benar. Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang
baik, logis, benar atau menurut realitas. Karena dalam membaca kritis membaca
akan menganailis, membandingkan dan menilai.
Dalam hal ini kita
harus memahami ide pokok atau main idea yang terdapat dalam sebuah paragraf.
Perlu diketahui bahwa dalam sebuah paragraf terdapat unsur-unsur yang membentuknya,
yaitu ide pokok (main idea), ide pendukung (supporting idea), contoh-contoh
(examples), dan kesimpulan (conclusion). Satu atau lebih dan unsur-unsur itu
harus ada dalam sebuah paragraf meskipun tidak harus semuanya. Dengan memahami
unsur-unsur dalam bacaan itu, kita dapat menganalisis, menentukan, dan
mengkritik point-point mana yang dinilai kurang benar dan selanjutnya
memberikan saran konstruktif untuk revisi pada edisi berikutnya.
Ciri-ciri
pembaca kritis:
1.
Membaca kritis selalu melibatkan tingkat berpikir kritis.
2.
Pembaca tidak langsung menyetujui pendapat pengarang.
3.
Membaca karena ingin mencari suatu kebenaran.
4.
Selalu terlibat
dengan permasalahan gagasan utama dalam sebuah bacaan.
5.
Membaca kritis berarti mengolah bahan bacaan.
Menurut Sudarso (1988:72) ada empat teknik yang
dapat digunakan dalam membaca kritis.
1. Mengerti Isi Bacaan
Mengenali fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman. Mendapat informasi bertujuan sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan mengetahui segalanya tentang fakta.
2. Menguji Sumber Penulis
Apakah penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
3. Interaksi Antara Penulis dengan Pembaca
Pembaca tidak hanya mengetahu maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya.
4. Terbuka Terhadap Gagasan Penulis
Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca juga mengevaluasi teknik penulisannya. Akhirnya penulis mempertimbangkan dan mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.
1. Mengerti Isi Bacaan
Mengenali fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman. Mendapat informasi bertujuan sekedar mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan mengetahui segalanya tentang fakta.
2. Menguji Sumber Penulis
Apakah penulis dapat dipercaya?. Kita harus mencari tahu kebenarannya misalnya mengetahui di bidang apa penulis itu berkompeten, dalam hal ini termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapat dalam tulisannya untuk membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
3. Interaksi Antara Penulis dengan Pembaca
Pembaca tidak hanya mengetahu maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya.
4. Terbuka Terhadap Gagasan Penulis
Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca juga mengevaluasi teknik penulisannya. Akhirnya penulis mempertimbangkan dan mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.
Tujuan
membaca kritis:
1.
Memahami tujuan penulis atau pengarang.
2. Memanfaatkan
kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan
membaca kritis.
4.
Memberikan penilaian terhadap penyajian penulis atau pengarang.
5.
Menerapkan prinsip-prinsip kritis terhadap bacaan.
Untuk menentukan
kualitas tulisan, seorang pembaca kritis dituntut untuk menggunakan seperangkat
keterampilan berpikir. Ada delapan keterampilan berpikir yang dilatihkan untuk
meningkatkan kemampuan membaca kritis, yaitu :
1. Keterampilan Memfokuskan
Keterampilan memfokuskan adalah
kemampuan untuk memilih informasi yang penting dan mengabaikan informasi yang
tidak penting. Keterampilan memfokuskan difungsikan sebagai langkah awal dalam
proses berfikir dan sebagai jembatan awal untuk melangkah pada proses berpikir
berikutnya. Melalui kegiatan ini, Anda diajak untuk membaca secara menyeluruh,
kemudian menentukan masalah pokok dari teks dan menentukan tujuan penulisan.
2. Keterampilan Mengumpulkan Informasi
Keterampilan mengumpulkan informasi
adalah keterampilan yang digunakan untuk menumbuhkan kesadaran pada substansi
atau isi teks yang anda baca untuk digunakan dalam proses kognitif berikutnya.
Ada dua kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan ,mengumpulkan
informasi, yaitu
(1) mengamati
(2) merumuskan
pertanyaan.
Melalui kegiatan 2 ini, anda diajak
mengamati dan menemukan butir-butir isi essential teks dan menjawab pertanyaan
kritis untuk mengintegrasikan butir-butir isi esensial teks yang telah anda
temukan.
3. Keterampilan Mengingat
Keterampilan mengingat adalah
kegiatan atau strategi yang dilakukan secara sadar untuk menyimpan informasi
dalam ingatan jangka panjang dan upaya untuk mengamankan informasi tersebut.
Ada dua kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan mengingat,
yaitu
(1) mengaitkan butir-butir informasi
essential antara satu dengan yang lain agar bermakna dan mudah diingat dan
disimpan dalam ingatan jangka panjang,
(2) merumuskan simpulan/penilaian
terhadap butir-butir esensial yang telah anda temukan agar mudah dipanggil
kembali.
4. Keterampilan Mengorganisasi
Keterampilan mengorganisasi adalah
keterampilan menyusun informasi agar mudah dipahami dan disajikan secara
efektif. Ada empat kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan
mengorganisasi yaitu, (1) membandingkan
(2)
mengklarifikasi ,
(3)
mengurutkan ,
(4)
mempresentasikan.
Melalui kegiatan ini, anda diajak
membandingkan, mengelompokkan, menyusun urutan, dan membuat visualisasi yang
tapat terhadap butir-butir informasi yang telah anda temukan.
5. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis digunakan
untuk mengklarifikasi informasi dengan mengkaji bagian-bagian dan hubungannya.
Ada empat kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai keterampilan menganalisis
yaitu. (1) mengindentifikasi atribut dan komponen,
(2)
mengidentifikasi pola-pola dan hubungannya,
(3)
mengidentifikasi ide pokok,
(4)
mengidentifikasi kesalahan.
Melalui kegiatan 5 ini Anda diajak
untuk mementukan pola pengembangan ide pokok, dan membutuhkan beragam
kesalahan pada teks yang ada baca.
6. Keterampilan Menggeneralisasi
Keterampilan menggeneralisasi adalah
simpulan tentang keseluruhan yang disusun dari pengetahuan yang telah dimiliki
oleh seseorang. Ada tiga kegiatan yang anda lakukan untuk menguasai
keterampilan menggeneralisasi yaitu
(1)
menyimpulkan,
(2)
memprediksi ,
(3)
mengelaborasi.
Melalui kegiatan enam ini, anda
diajak menentukan simpulan , prediksi, dan elaborasi yang tepat terkait
butir-butir informasi yang telah anda temukan.
7. Keterampilan Mengintegrasi
Keterampilan mengintegrasi adalah
keterampilan meletakkan secara bersama-sama bagian-bagian atau aspek-aspek yang
relevan dari suatu solusi, pemahaman, prinsip, atau komposisi. Ada dua kegiatan
yang anda lakukan untu menguasai keterampilan mengintegrasi yaitu
(1) membuat
ringkasan
(2)
merekontruksi.
Melalui kegiatan ini anda diajak
meletakkan secara bersama-sama butir-butir informasi yang telah anda temukan
dengan membuat ringkasan dan merengkonstruksinya.
8. Keterampilan Mengevaluasi
Keterampilan mengevaluasi melibatkan
penilaian kerasionalan dan kulaitas ide-ide dari teks yang anda baca. Ada dua
kegiatan untuk menguasai keterampilan mengevaluasi yaitu
(1)
menetapkan kriteria
(2)
memverifikasi .
Menetapkan kriteria adalah menetapkan
acuan yang digunakan untuk menilai teks. Memverifikasi adalah kegiatan
memberikan penilaian terhadap kualitas tulisan dengan menggunakan kriteria yang
telah anda pilih.
Kedelapan keterampilan berpikir inti
tersebut adalah keterampilan yang bersifat continuum, yang anda perlukan
sebagai seorang pembaca kritis agar anda dapat mengumpulkan informasi, kemudian
mengolah informasi secara kritis, menganalisis, menggeneralisasi, dan
mengintegrasikanya untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh atas isi bacaan , dan
diikuti dengan penyikapan atas gagasan penulisnya.
2.1.8 Ragam
Membaca Kritis
2.1.8.1 Membaca Teliti
Secara sederhana,
membaca teliti dapat dikatakan sebagai kegiatan membaca secara seksama yang
bertujuan untuk memahami secara detil gagasan-gagasan yang terdapat dalam teks
bacaan tersebut atau untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang
digunakan oleh penulis. Oleh karena itu, pembaca selain dituntut harus dapat
memahami semua makna teks yang dibacanya, juga dituntut untuk mengenali dan
menghubungkan kaitan antargagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat
maupun dalam setiap paragraf. Salah satu kegiatan penunjang yang akan sangat
membantu dalam proses membaca teliti ini, yakni dengan menandai bagian-bagian
buku yang dianggap penting.
2.1.8.2
Membaca Pemahaman
1. Pengertian
Kegiatan membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam serta pemahaman
tentang apa yang dibaca. Membaca pemahaman adalah pemahaman arti atau maksud
dalam suatu bacaan melalui tulisan. Definisi ini sangat menekankan pada dua hal
yang pokok dalam membaca, yaitu bahasa itu sendiri dan simbol grafik tulisan
yang menyajikan informasi yang berwujud bacaan (Lado dalam Nurhadi, 1987:222).
Jadi, seseorang yang yang melakukan kegiatan membaca pemahaman harus menguasai
bahasa atau tulisan yang digunakan dalam bacaan yang dibacanya dan mampu
menangkap informasi atau isi bacaan tersebut.
Untuk dapat memahami isi suatu bahan bacaan dengan
baik diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman yang baik pula. Pemahaman
merupakan salah satu aspek yang penting dalam kegiatan membaca, sebab pada
hakikatnya pemahaman suatu bahan bacaan dapat meningkatkan ketrampilan membaca
itu sendiri maupun untuk tujuan tertentu yang hendak dicapai. Jadi, kemampuan
membaca dapat diartikan sebagai kemampuan dalam memahami bahan bacaan. Tujuan
membaca adalah pemahaman bukan kecepatan (H.G. Tarigan, 1986:37).
Membaca pemahaman didefinisikan pula sebagai salah
satu macam membaca yang bertujuan memahami isi bacaan (Sujanto dalam Nurhadi,
1987:222). Kemampuan membaca sangat kompleks dan bukan hanya kemampuan teknik
membacanya saja tetapi juga kemampuan dalam pemahaman san interpretasi isi
bacaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara
sederhana dapat ditarik simpulan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan
membaca untuk memahami isi bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat dari
bahan bacaan tersebut.
2) Aspek-aspek Membaca Pemahaman
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks
yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Agar
seseorang mampu mencapai suatu tingkat pemahaman, seharusnya ia mengalami
proses yang cukup panjang. Oleh karenanya, kita perlu mengenal dan menguasai
beberapa aspek dalam membaca pemahaman. Aspek-aspek dalam membaca pemahaman
meliputi: (a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal),
(b) memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang
relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), (c) evaluasi atau penilaian
(isi, bentuk), (d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan
dengan keadaan (Broughton [et al] dalam H.G. Tarigan, 1986:12). Di dalam
membaca pemahaman, si pembaca tidak hanya dituntut hanya sekadar mengerti dan
memahami isi bacaan, tetapi ia juga harus mampu menganalisis atau mengevaluasi
dan mengaitkannya dengan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan awal yang telah
dimilikinya.
3) Tujuan Membaca Pemahaman
Apabila kita melakukan sesuatu kegiatan, tentulah
kita mampunyai tujuan tertentu yang hendak kita capai. Demikian halnya di dalam
membaca pemahaman juga mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan
membaca pemahaman adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap
argumen-argumen yang logis, urutan-urutan etoris atau pola-pola teks, pola-pola
simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan juga sarana-sarana
linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan (H.G. Tarigan, 1986:36).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dilihat bahwa tujuan membaca pemahaman
mencakup beberapa hal. Jelasnya membaca pemahaman diperlukan bila kita ingin
mempelajari dan memahami masalah yang kita baca sampai pada hal-hal yang sangat
detail.
4) Tingkatan Membaca Pemahaman
Aspek-aspek keterampilan untuk memahami isi bacaan
itu ada bermacam-macam. Empat tingkatan atau kategori pemahaman membaca, yaitu
literal, inferensial, kritis, dan kreatif (Burns dan Roe; Rubin; dan Syafi’ie
dalam Hairuddin, dkk, 2008). Pembahasan mengenai tingkat pemahaman tersebut
diuraikan sebagai berikut:
a)
Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara
eksplisit dalam teks. Pemahaman literal merupakan pemahaman tingkat paling
rendah. Walaupun tergolong tingkat rendah, pemahaman literal tetap penting,
karena dibutuhkan dalam proses pemahaman bacaan secara keseluruhan. Pemahaman
literal merupakan prasyarat bagi pemahaman yang lebih tinggi (Burns dan Roe
dalam Hairuddin, dkk, 2008).
b)
Pemahaman inferansial adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan
secara tidak langsung (tersirat) dalam teks. Memahami teks secara inferensial
berarti memahami apa yang diimplikasikan oleh informasi-informasi yang
dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Dalam hal ini, pembaca menggunakan
informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks, latar belakang pengetahuan,
dan pengalaman pribadi secara terpadu untuk membuat dugaan atau hipotesis.
c) Pemahaman kritis merupakan kemampuan mengevaluasi
materi teks. Pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman
evaluatif. Dalam pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang ditemukan
dalam teks dengan norma-norma tertentu, pengetahuan, dan latar belakang
pengalaman pembaca untuk menilai teks.
d)
Pemahaman kreatif merupakan kemampuan untuk mengungkapkan respon emosional dan
estetis terhadap teks yang sesuai dengan standar pribadi dan standar
profesional. Pemahaman kreatif melibatkan seluruh dimensi kognitif membaca
karena berkaitan dengan dampak psikologi dan estetis teks terhadap pembaca.
Dalam pemahaman kreatif, pembaca dituntut menggunakan daya imajinasinya untuk
memperoleh gambaran baru yang melebihi apa yang disajikan penulis (Hafni dalam
Hairuddin, dkk, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
menekankan pada membaca pemahaman dalam tingkatannya sebagai pemahaman literal
yaitu pemahaman terhadap apa yang disampaikan dan disebutkan penulis di dalam
bahan bacaan.
5) Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman
Menurut McLaughlin dan Allen dalam Farida Rahim,
mengemukakan mengenai prinsip-prinsip membaca sebagai berikut:
a) Pemahaman merupakan proses konstruktivis
sosial.
b) Keseimbangan
kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan
pemahaman.
c) Guru
membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
d) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis
dan berperan aktif dalam proses membaca.
e) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang
bermakna.
f) Pembaca
menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai
tingkatan kelas.
g) Perkembangan
kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca.
h) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci
pada proses pemahaman.
i) Strategi dan keterampilan membaca bisa
diajarkan.
j) Asesmen
yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman (McLaughlin dan
Allen dalam Farida Rahim, 2008:3-4).
6)
Langkah-langkah Membaca Pemahaman
Di dalam memahami bahan bacaan, ada beberapa langkah
yang perlu dilakukan oleh pembaca. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam membaca, yaitu: (1) menentukan tujuan membaca; (2) preview artinya
membaca selayang pandang; (3) membaca secara keseluruhan isi bacaan dengan
cermat sehingga kita dapat menemukan ide pokok yang tertuang dalam setiap
paragrafnya; (4) mengemukakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat dan
kata-kata sendiri (Suyatmi, 2000:45).
Adanya kemampuan
membaca pemahaman yang tinggi diharapkan dapat menangkap ide-ide pokok yang
terdapat dalam bahan bacaan, menemukan hubungan suatu ide pokok dengan ide
pokok yang lain serta secara keseluruhannya, selanjutnya dapat menghubungkan
apa yang dipahami dari bahan bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bahan
bacaan. Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama
beberapa aktivitas seperti, mengamati, memahami ide, curahan jiwa, dan
aktivitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bahan bacaan.
2.1.8.3
Membaca Ide
Seperti halnya dengan keterampilan membaca telaah
isi yang lainnya (yaitu membaca teliti, membaca pemahaman, dan membaca kritis),
membaca ide juga merupakan hal yang sangat penting dalam memahami serta
menemukan gagasan yang disampaikan oleh penulis pada tulisannya.
Di atas telah dikemukakan tentang pengertian dari
membaca. Sedangkan kata ”ide” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
berarti rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita.
Terdapat beberapa pengertian tentang membaca ide,
diantaranya yaitu :
Membaca ide juga berarti sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
Membaca ide merupakan mengerahkan kemampuan keterampilan membaca untuk menangkap ide pokok pada sebuah bacaan. Membaca ide berarti membaca untuk menemukan pikiran, gagasan, cita-cita yang terdapat pada wacana yang dibaca. Membaca ide merupakan tahapan pertama untuk memajukan pemahaman dari maksud penulis yang terdapat pada tulisannya.
Membaca ide juga berarti sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
Membaca ide merupakan mengerahkan kemampuan keterampilan membaca untuk menangkap ide pokok pada sebuah bacaan. Membaca ide berarti membaca untuk menemukan pikiran, gagasan, cita-cita yang terdapat pada wacana yang dibaca. Membaca ide merupakan tahapan pertama untuk memajukan pemahaman dari maksud penulis yang terdapat pada tulisannya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa membaca ide adalah proses membaca yang bermaksud menemukan dan memahami
ide, gagasan, cita-cita dan maksud pengarang/penulis yang terdapat pada
tulisannya.
Contohnya ketika kita membaca sebuah buku/bacaan.
Untuk memudahkan kita mendalami buku/bacaan tersebut, hendaklah kita selalu
menemukan ide pokok pada setiap buku/bacaan yang meliputi:
1. Ide pokok buku/bacaan keseluruhan
2. Ide pokok bab/judul
3. Ide pokok bagian bab/sub bab, sub judul
4. Ide pokok paragraf
1. Ide pokok buku/bacaan keseluruhan
2. Ide pokok bab/judul
3. Ide pokok bagian bab/sub bab, sub judul
4. Ide pokok paragraf
Ke-empat ide pokok tersebut harus kita temukan dan
pahami. Hal ini lah yang disebut dengan membaca ide.
B. Hubungan Membaca Ide dengan Keterampilan Membaca Telaah Isi yang lain (membaca teliti, membaca pemahaman, dan membaca kritis)
1. Hubungannya dengan membaca teliti
B. Hubungan Membaca Ide dengan Keterampilan Membaca Telaah Isi yang lain (membaca teliti, membaca pemahaman, dan membaca kritis)
1. Hubungannya dengan membaca teliti
Untuk membaca ide pada setiap bacaan tentunya perlu
ketelitian yang baik dari pembaca untuk menemukan ide, gagasan pada tulisan
yang dibacanya. Maka terlihat jelas
membaca teliti merupakan tahapan untuk mencapai/menemukan ide, gagasan dalam
bacaan.
2. Hubungannya dengan membaca pemahaman
2. Hubungannya dengan membaca pemahaman
Bagaimana kita
dapat menemukan ide, gagasan dalam tulisan apabila kita tidak memahami bacaan
yang kita baca tersebut. Maka membaca pemahaman juga erat hubungannya dengan
membaca ide.
3. Hubungnya dengan membaca kritis
3. Hubungnya dengan membaca kritis
Seorang pembaca
kritis tidak akan mampu menganalisis suatu bacaan apabila dia sendiri tidak
mengetahui/menemukan gagasan, ide yang sebenarnya yang dimaksud oleh penulis.
Maka membaca ide adalah salah satu tahapan untuk menjadi pembaca kritis, dan
begitu juga sebaliknya.
C. Manfaat Membaca Ide
C. Manfaat Membaca Ide
Orang yang lebih
banyak membaca maka akan mempunyai banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman, dan
orang yang kaya akan ilmu dan pengalaman akan mudah berbicara atau menulis
tentang ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya.
Begitu juga semakin
banyak membaca orang akan semakin terampil berbahasa, dan orang yang terampil
dalam berbahasa akan semakin cerah dan jelas jalan fikirannya.
Ketika kita membaca
sebuah buku, apakah buku tersebut kita baca secara keseluruhan begitu saja?
Tanpa tahu apa maksud yang disampaikan si penulis yang mampu memberikan
peningkatan kualitas ilmu dan pengalaman kita. Atau kita cukup tahu saja maksud
si penulis? Namun tanpa menemukan ide, gagasan, serta cita-cita penulis dalam
tulisannya.
Dalam membaca apa
saja, hendaklah kita menemukan ide pokok pada bacaan tersebut. Jangan sampai
hanya membuang waktu untuk menekuni detail semua bacaan.
Dengan membaca ide
memberikan banyak manfaat bagi tercapainya tujuan membaca yang optimal dan
mampu membawa kepada peningkatan berbahasa bagi pembacanya.
Dengan membaca ide
kita dapat menemukan gagasan, ide yang terkandung pada bacaan dengan cepat dan
tepat tanpa membacanya secara keseluruhan secara detail.
Dengan membaca ide
atau gagasan pokok maka kita sebenarnya telah menghemat waktu dan tenaga dalam
membaca.
D. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Ide?
D. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Ide?
Kemampuan membaca
ide merupakan keharusan yang dimilki oleh para mahasiswa/pelajar pada
khususnya, begitu juga bagi setiap pembaca pada umumnya. Tentunya dengan maksud
untuk mencapai tujuan membaca yang optimal.
Untuk menjadi
seorang pembaca ide, kita harus menjadi seorang pembaca yang baik (a good reader).
Bagaimana untuk menjadi seorang pembaca yang baik?
Berikut ada
beberapa cara untuk menjadi sorang pembaca yang baik, yaitu:
1. Mengetahui alasan kenapa dia membaca
2. Memahami apa yang dibacanya
3. Menguasai takhnik kecepatan membaca
4. Mengenal berbagai media cetak
1. Mengetahui alasan kenapa dia membaca
2. Memahami apa yang dibacanya
3. Menguasai takhnik kecepatan membaca
4. Mengenal berbagai media cetak
Selain cara di atas,
ada cara lain untuk menjadi seorang pembaca ide, yaitu berusaha menemukan dan
menangkap ide pokok. Untuk
mendapatkan ide pokok dengan cepat dan tepat kita harus :
1. Berpikir bersama penulis, mengikuti struktur dan gaya penulisannya.
2. Baca dengan mendesak, dengan tujuan mendapatkan ide pokok, secara
1. Berpikir bersama penulis, mengikuti struktur dan gaya penulisannya.
2. Baca dengan mendesak, dengan tujuan mendapatkan ide pokok, secara
cepat.
3. Jangan baca kata per kata, melainkan serap ide.
4. Bergerak lebih cepat, tapi jangan kehilangan pengertian.
5. Bacalah dengan cepat, dengan cepat mengerti idenya. Get in, get the thought, and get out.
6. Anda harus melecut diri untuk cepat mencari arti sentral.
7. Kurangi kebiasaan menekuni detail kecil.
8. Cepat bereaksi terhadap pokok dari suatu karangan dengan akurat.
3. Jangan baca kata per kata, melainkan serap ide.
4. Bergerak lebih cepat, tapi jangan kehilangan pengertian.
5. Bacalah dengan cepat, dengan cepat mengerti idenya. Get in, get the thought, and get out.
6. Anda harus melecut diri untuk cepat mencari arti sentral.
7. Kurangi kebiasaan menekuni detail kecil.
8. Cepat bereaksi terhadap pokok dari suatu karangan dengan akurat.
Namun pada dasarnya untuk meningkatkan kemampuan
membaca ide tidak ada cara/metode yang paling tepat, karena setiap pembaca
harus mengembangkan sendiri strategi ataupun metode-metode untuk membaca ide.
2.1.8.4
Membaca Bahasa
2.1.8.5
Membaca Sastra
Membaca sastra digolongkan kedalam
membaca estetis yaitu membaca yang berhubungan dengan seni atau keindahan.
Dalam membaca sastra, pembaca dituntut untuk mengaktifkan daya imajinasinya dan
kreativitasnya agar dapat memahami dan menghayati isi bacaan. Setelah membaca
sebuah karya sastra pembeca akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui
karya sastra yang dibacanya. Di sinilah letak kelebihan pembaca karya sastra
dibandingkan pembaca karya-karya lain.
Karya sastra dikelompokkan menjadi 3
jenis, prosa, puisi, dan drama. Untuk dapat memahami sebuah karya sastra dengan
baik, pembaca harus memiliki pengetahuan tentang fungsi dan unsur-unsur karya
sastra yang dibacanya.
Prosa fiksi sebagai sebuah cerita
rekaan yang biasa juga disebut sebagai cerita rekaan memiliki fungsi untuk
memberitahukan kepada pembaca tentang suatu kejadian atau peristiwa yang
mungkin ada dalam kehidupan nyata. Unsur-unsur prosa fiksi seperti yang sudah
Anda pelajari dalam mata kuliah sastra mencakup tema, tokoh, alur, seting atau
latar, gaya, dan sudut pandang.
Dalam karya prosa fiksi terkandung
sebuah amanat yang dibungkus oleh unsur-unsur cerita tersebut.
Kejadian-kejadian dan amanat inilah yang akan Anda peroleh dari cerita yang
Anda baca sebagai suatu pengalaman.
2.1.9
Teknik Membaca Kritis
Sebelum
anda melaksanakan kegiatan membaca kritis terdapat teknik teknik yang harus
diketahui dan di pahami oleh pembaca yakni.
(1)
Kemampuan
mengingat dan mengenali bacaan
·
Mengenali ide
pokok paragraph
·
Mengenali
tokoh-tokoh dalam bacaan dan sifat-sifatnya
·
Menyatakan
kembali ide pokok paragraph
·
Menyatakan
kembali fakta-fakta perbandingan,unsur-unsur hubungan sebab akibat,dan karakter
tokoh
(1) Mampu
menginterpretasi makna tersirat
·
Menafsirkan ide
pokok paragraph
·
Menafsirkam
gagasan utama paragraph
·
Membedakan fakta
atau detail bacaan
·
Menafsirkan
ide-ide penunjang
·
Memahami secara
kritis hubungan sebab akibat
·
Memahami secara
kritis unsur-unsur perbandingan
(2) Kemampuan
mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan
·
Mengikuti
petunjuk-petunjuk dalam bacaan
·
Menerapkan
konsep-konsep atau gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang problematis
·
Menunjukkan
kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi
(3) Kemampuan
menganalisis bacaan
·
Menangkap
gagasan utama bacan
·
Memberikan
detail atau fakta penunjang
·
Mengklasifikasi
fakta-fakta
·
Membandingkan
antar gagasanyang ada dalam bacaan
·
Membandingkan
tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan
·
Membuat simpulan
bacaan
·
Mengorganisasikan
gagasan utama bacaan
·
Menentukan tema
bacaan
·
Menyusun
kerangka bacaan
·
Menghubung-hubungkan
data yang terdapat dalam bacaan sehingga memperoleh simpulan dan membuat
ringkasan
(4) Kemampuan
menilai isi bacaan
·
Menilai
kebenaran gagasan utama /ide pokok paragraph/bacaan secara keseluruhan
·
Menilai dan
menentukan bahwasebuah pernyataan adalah sebuah fakta atau opini
·
Menilai dan
menentukan bahwa Bacaaan diangkat dari realitas atau fakta penulis
·
Menentukan
tujuan penulis dalam menulis
·
Menentukan
relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan
·
Menentukan
keselarasan antara data yang diungkapkan dengan simpulan yang dibuat
·
Menilai
keakuratan dalam penggunaan bahasa,baik pada tataran kata,frase atau susunan
kalimatnya
(5)
Kemampuan
mengkreasi bacaan ataumenciptakan bacaan
·
Menyerap inti
bacaan
·
Membuat
rangkuman atau membuat kerangka bacaan yang disusun sebagai sebuah tanggapan
terhadap bacaaan atau membuat kerangka bacaan yang betul-betul baru berdasarkan
pengetahuan dari bacaan
·
Mengembangkan/menulis
berdasarkan kerangka bacaan yang telah di susun
SQ3R ialah teknik membaca kritis yang
telah diperkenalkan oleh Robinson (1961). Ia merupakan satu kaedah membaca yang
memerlukan seseorang mempersoal kesesuaian maklumat yang terdapat dalam suatu
bahan yang dibaca dengan tugasan yang perlu diselesaikan.
SQ3R adalah singkatan bagi;
S (survey) : tinjau
Q (question) : soal/tanya
R (read) : baca
R (recite) : imbas kembali atau nyatakan secara lisan
R (review) : baca semula
Survey (tinjau) ialah langkah membaca untuk
mendapatkan gambaran keseluruhan tentang apa yang terkandung di dalam bahan
yang dibaca. Ini dilakukan dengan meneliti tajuk besar, tajuk-tajuk kecil,
gambar-gambar atau ilustrasi, lakaran grafik, membaca perenggan pengenalan, dan
perenggan terakhir di bahagian-bahagian buku atau teks.
Question (soal atau tanya) ialah langkah yang
memerlukan pelajar menyenaraikan satu siri soalan mengenai teks tersebut
setelah mendapati teks tersebut berkaitan dengan keperluan tugasannya.
Soalan-soalan tersebut menunjukkan keinginan pembaca tentang maklumat yang
ingin diperoleh dari bahan tersebut, dan ianya menjadi garis panduan semasa
membaca kelak. Pelajar akan cuba mencari jawapan kepada soalan-soalan tersebut.
Read (baca) ialah peringkat pelajar
sebenarnya membaca bahan atau teks tersebut secara aktif serta mencuba mendapat
segala jawapan kepada soalan-soalan yang telah disenaraiakannya sebelum ini.
Ketika membaca, pelajar mungkin juga akan menyenaraikan soalan-soalan tambahan,
berdasarkan perkembangan kefahaman dan keinginannya sepanjang melakukan
pembacaan. Pelajar mungkin juga mempersoal pendapat atau maklumat yang terdapat
yang ditemuinya.
Recite (imbas kembali) ialah peringkat yang
ketiga.Setelah selesai membaca, pelajar cuba mengingat kembali apa yang telah
dibaca dan meneliti segala yang telah diperoleh. Pemilihan maklumat yang sesuai
dilakukan dalam konteks tugasannya. Pelajar juga boleh cuba menjawab
soalan-soalan yang disenaraikan sebelumnya tanpa merujuk kepada kepada nota
atau bahan yang telah dibaca.
Review (baca semula) merupakan peringkat
terakhir. Pelajar membaca bahagian-bahagian buku atau teks secara berpilih
untuk mengesahkan jawapan-jawapan kepada soalan yang dibuatnya di langkah
ketiga. Pelajar juga memastikan tiada fakta penting yang tertinggal.
KWLH adalah singkatan bagi yang
berikut;
K (know) : Apa yang telah diketahui (sebelum membaca)
W (want) : Apa yang hendak diketahui (sebelum membaca)
L (learned) : Apa yang telah diketahui (selepas membaca)
H (how) : Bagaimana untuk mendapat maklumat tambahan - yang berkaitan (untuk membaca seterusnya).
K (know) : Apa yang telah diketahui (sebelum membaca)
W (want) : Apa yang hendak diketahui (sebelum membaca)
L (learned) : Apa yang telah diketahui (selepas membaca)
H (how) : Bagaimana untuk mendapat maklumat tambahan - yang berkaitan (untuk membaca seterusnya).
Apa yang jelas dari penerangan
tersebut ialah suatu teknik membaca kritis di mana pembaca; mengingat dahulau
apa yang telah diketahui
membayang atau menentukan apa yang ingin diketahui melakukan pembacaan (bahan yang telah dipilih) mengetahui apa yang telah diperoleh dari pembacaan yang baru dilakukan menentukan apa lagi yang perlu diperoleh.
membayang atau menentukan apa yang ingin diketahui melakukan pembacaan (bahan yang telah dipilih) mengetahui apa yang telah diperoleh dari pembacaan yang baru dilakukan menentukan apa lagi yang perlu diperoleh.
Teknik pembacaan akan membolehkan pembaca
mengaitkan pengetahuan yang tersedia dengan apa yang dibaca,
menentukan apa yang telah diperoleh dari pembacaannya, dan
menentukan apa lagi bahan yang perlu dibaca sekiranya ingin mendapat pemahaman tambahan.
mengaitkan pengetahuan yang tersedia dengan apa yang dibaca,
menentukan apa yang telah diperoleh dari pembacaannya, dan
menentukan apa lagi bahan yang perlu dibaca sekiranya ingin mendapat pemahaman tambahan.
2.1.10 Membaca Kritis Artikel Ilmiah
Pada umumnya, tulisan yang berupa artikel ilmiah dimuat
dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah jurnal yang memuat tulisan dalam bentuk
artikel ilmiah. Artikel ilmiah merupakan tulisan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan yang merupakan hasil penelitian atau hasil penyelidikan terhadap
suatu masalah.
2.1.10 Membaca Kritis Artikel Populer
Artikel populer adalah artikel yang biasa dimuat di surat
kabar atau majalah populer. Ciri-ciri artikel populer antara lain:
dimuat di surat kabar atau majalah populer, isinya bersifat ilmiah populer,
bahasa yang digunakan adalah bahasa populer, dapat dipahami oleh siapa saja
dengan mudah, dan bisa dibahas oleh siapa saja.
2.1.11 Mengakses Internet
Internet merupakan salah satu media komunikasi yang
sangat penting. Untuk membaca teks dalam internet, maka perlu diketahui terlebih dahulu cara mengakses internet. Selain itu, yang
perlu diperhatikan adalah tulisan-tulisan atau teks dalam internet itu selalu
tidak dalam bentuk teks utuh. Umumnya teks-teks itu hanya ringkasan atau
abstrak saja. Oleh karena itu, kalau membaca atau mencetak teks dari internet
perlu diperhatikan betul isi wacana tersebut, agar tidak kecewa.
2.2
Metodologi Penulisan Makalah
Pendekatan
penulisan makalah ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif diskriptif
dengan data studi pustaka.
2.3
Aplikasi Teori
Berikut ini ada sebuah
teks bacaan yang diambil dari sebuah majalah. Untuk melatih kemampuan membaca
anda, coba pertama anda baca teks bacaan dibawah ini. Kemudian jawablah
pertanyaan dibawahnya pertanyaan itu berhubungan dengan pengembangan kemampuan
setiap pembaca dalam menanggapi sebuah bacaan.
ARKEOLOGI
MENGULITI MUMI
I.
1. Tiga puluh tahun lalu, para arkeolog membongkar
lubang tertutup di dekat piramida agung Giza, Mesir. Di dalam lubang itu
ditemukan ruang berisi perahu kayu aras (cedar wood) sepanjang 130 kaki dalam
kondisi baik. Ternyata ruang itu adalah sebagian dari kompleks makam firaun
cheops yang terkubur 4 milenium (40
abad) lamanya. Tak jauh dari lokasi lubang. Ada lubang lain yang masih
tertutup. Para arkeolog sengaja tak mengganggunya. Mereka berambisi mempelajari
temuan temuan berikutnya tanpa menyentuh karena, ternyata, tindakan penggalian
yang seperti meraba raba dalam gelap, tanpa sengaja banyak merusak temuan
temuan bersejarah.
II. Tiga dekade kemudian, dengan pesatnya
perkembangan teknologi, para ahli mulai
bekerja kembali. Mula-mula mereka
memotret dan memetakan ruangan ruangan yang belum terbongkar dengan satelit .
kemudian luas serta profil ruangan ditentukan dengan pertolongan alat alat
penginderaan jarak jauh (remote sensing)
dan radar tembus tanah.
III. Salah satu ruang makan dibor
dengan cermat dengan mengggunakan bor khusus buatan Black & Decker. Bor itu setelah membuat lubang ada
bagian bor lain yang menyambut lubang
itu lagi. Maksudnya agar “ udara purba “
tak buyar dan lolos keluar udara yang sama tuanya dengan ruang plus isinya itu
, akan dihisap sedikit untuk diteliti, mengapa
harus udara?“ dalam hal ini udara merupakan objek penelitian penting,” ungkap Farouk el Baz , direktur pusat universitas boston untukpenginderaan
jarak jauh, Amerika.“ bukan karena sudah tua, tapi karena sudah terperangkap di
sana, jauh sebelum revolusi industri.”
IV. Dari penelitian tampak bahwa kadar
karbon monoksidanya sangat rendah .jadi jauh lebih sehat dibandingkan jaman
sekarang. Dimana industry menumpahkan jutaan ton monoksida , bahkan dikabarkan
sampai merobbek lapisan ozon . komposisi udara purba itu juga diteliti untuk
mengetaahui komponen apa yang berperan dalam pengawetan barang barang dalam
makam tersebut . mungkin komponen tersebut nerasal dari Kayu aras , ujar el Baz, karena katanya udara purba
selalu beraroma kayu aras.
v. SeSlain untuk mengambil contoh
udara, lubang yang dibentuk dipakai untuk memasukkan air sensor pengukur suhu,
tekanan udara serta kelembaban ruangan makam, setelah itu, sebuah kamera mini
yang canggih dimasukkan untuk merekam gambar yang langsung dapat dilihat pada
layar monitor di tenda para arkeolog. selesai penelitian, lubang kembali
disumbat dan ditinggalkan, bisa juga dibuka kembali bila diperlukan.
VI. Teknologi “tanpa menyentuh “ ini
juga diterapkan pada mumi mini yang sudah terlanjur di kotak kaca di museum
museum , carannya , dengan memanfaatkan bantuan alat x-ray dan nampang irisan
melintang tubuh mumi dan komputer menerima serta merekonstukasinya.
VII. metode el bez yang “tanpa menyentuh
“ itu ternyata tidak sepenuhnya didukung oleh para arkeolog. Sekelompok
arkeolog prancis malah melakukan pembongkaran mumi habis habisan untuk
membuka. Rahasiannya “sejak 10 tahun
terakhir orang berani menelanjangi mumi, tapi caranya sembarangan tanpa
mengikuti aturan aturan pembalseman yang tertera dalam paripus paripus . tentu
tindakan itu merusak. Kami menguliti mumi sesuai aturan dalam paripus,” kilah
boss tim penelitian itu , prof. jean claude gayon
VIII Gayon cs. Sudah mempelajari
setumpuk paripus tentang tata cara pembalseman yang merupakan kaidah utama proses
pemumian .tujuan penelitian penelanjangan mumi,-yang diseponsori lembaga
kebudayaan mesir victor loret -, untuk memahami manfaat tiap tahap dalam proses
pembuatan mumi . dan memeliti terperinci tubuh mumi luar dalam.
IX tentu cara penelanjangan mumi ini
sangat menarik perhatian .gayon juga mengerti akan hal ini . karrena itu
dilakukan secara terbuka. Dalam kelompok itu tergabung arkeolog ,dokter bedah,
dan crew televise
X Mumi sendiri pinjaman dari
museum Tekstil Lyon , perancis. Lembar demi lembar pembungkus mumi dibuka
sesuai aturan , dibawah rasa antusias yang meluap . ketika pembungkus terurai
semua , tampak tubuh yang masih utuh dalam posisi khusus. Posisi tubuh ini ada
hubungannya dengan kedudukan mumi ketika masih hidup. Misalnya bila seorang firaun
, tangan biasannya terletak di dada.
XI mayat itu kemudian dibedah.“ mayat ini
seolah baru meninggal sebulan atau dua bulan yang lalu .”komentar gayo ketika
menonton rekaman televise peristiwa itu . keawetan tubuh mumi itu karena
seluruh organ dalam tubuh telah dibersihkan , kemudian dibungkus dengan ramuan
dan semacam daun-daunan. Organ itu lalu dimasukkan kembali ke tubuh .otaknya
pun diberi ramuan papyrus, yang tampaknya dimasukkan melalui lubang hidung.
Penelitian gayon kemudian dilanjutkan sampai isolasi komponen terkecil tubuh
manusia yaitu DNA (deoxyribo-nucleid-acid; asam deoksiribo-nukleat).
XII walaupun terbukti pemakaian
teknologi tinggi dapat lebih banyak membuka rahasia yang telah terkubur ribuan
tahun , masih banyak arkeolog yang tidak ingin menggunakannya. “ banyak ahli
mesir kuno yang konservatif,” kata peter der manuelin, seorang arkeolog yang
memanfaatkan computer bahasa untuk memecahkan rahasia hieroglyphs,” mereka
merasa bahwa sentuhan teknologi akan merusak keromantisan tata cara kerja
arkeolog.”
Contoh
pertanyaan tingkat kritis :
1.
Pada tahun
berapa kira-kira para arkeolog mulai membongkar ruang piramida agung giza untuk
kedua kalinya?
2.
Mengapa
pengeboran dilakukan dengan cermat?
3.
Apakah perbedaan
pembongkaran mumi yang dilakukan oleh gayon cs. Dengan arkeolog prancisatau
arkeolog yang lain dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini.?
4.
Bagaimana
pendapat anda tentang keutuhan bacaan di atas? Adakah gagasan yang diungkapkan
itu terpecah-pecah
5.
Apakah data di
atas disajikan secara lengkap, baik gagasan utama maupun gagasan penunjang
6.
Bacaan di atas
terbagi menjadi banyak gagasan dan ide pokok yang lebih kecil .apakah antar
gagasan itu ditata dengan baik dan sesuai?
7.
Coba teliti
kembali judul bacaan di atas .menurut penilaian anda , adakah kesesuaian antara
judul danisi karangan?
8.
Coba anda
buatkan kerangka karangan untuk bacaan di atas!
9.
Pada bacaan di
atas tentukan tema sentralnya
10.
Carilah ide
pokok pada bacaan di atas!
Jawaban:
1.
Para arkeolog
mulai membongkar ruang piramida untuk kedua kalinya kira-kira 60 tahun yang
lalu.
2.
Hal ini
dilakukan untuk mencegah lubang yang lain tidak timbul.
3.
Pada awalnya
para arkeolog meneliti mumi dengan cara membuat lubang di sekitar ruang
piramida dan meneliti udara serta kelembapan dalam makam dengan menggunakan
peralatan canggih metode ini dikenal sebagai teknologi “tanpa menyentuh”.
Sedangkan arkeolog dari prancis melakukan pembongkaran mumi habis-habisan
dengan cara yang sembarangan. Sedangkan gayon cs meneliti mumi sesuai aturan
dalam paripus
4.
Bacaan di atas telah
disusun secara baik .karena dalam bacaan di atas terjadi kesinambungan antara
kalimat yang satu dengan yang lain (kohesi&koheren) dari wacana di atas
juga memiliki ciri semantik yang menguatkan keutuhan bacaan tersebut.
5.
Ya .karena dalam
setiap paragraf terdapat gagasan utama yang menjadi inti dari suatu bacaan dan
didukungg adanya gagasan penunjang sebagai penjelas suatu kalimat yang terdapat
pada bacaan tersebut.
6.
Ya. Karena
setiap ide yang terdapat pada bacaan di atas saling berhubungan satu sama lain.
7.
8.
Kerangka
karangan
Tema/judul : arkeologi menguliti mumi
Ide pokok paragraf I : penemuan dan pembongkaran kompleks makam
fir’aun.
Ide pokok paragraf II: penelitian arkeologi ang dibantu kemajuan
teknologi.
Ide pokok paragraf III: pengeboran makam fir’aun.
Ide pokok paragraf IV: perbandingan kadar karbon jaman sekarang
dengan jaman purba.
ide pokok paragraf V: pengukuran bagian-bagian tertentu melalui
pembuatan lubang.
Ide pokok paragraf VI: penerapan teknologi “tanpa menyentuh”
pada objek lain.
Ide pokok paragraf VII : perbedaan metode dalam meneliti mumi
Ide pokok paragraf VIII: kaidah-kaidah dalam pembalseman mumi.
Ide pokok paragraf IX : keterbukaan dalam penelitian.
Ide pokok paragraf X : proses awal menguliti mumi
Ide pokok paragraf XI : proses pembedahan mumi dan meneliti
setiap tahap-tahap dalam proses pembuatan mumi
9.
Tema sentral
pada bacaan di atas adalah metode-metode yang digunakan para arkeolog dalam
meneliti mumi
10.
Ide pokok bacaan
di atas adalah perkembangan metode penelitian mumi
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
uraian yang telah dijelaskan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa.
1.
Membaca
mempunyai tujuan untuk memahami isi, ide,atau gagasan baik yang tersirat
maujpun tersurat dalam suatu bacaan
2.
Dalam membaca
kritis mempunyai beberapa teknik yang harus diketahui dan dipahami oleh pembaca
sebagai dasar utama agar membaca kritis bisa dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari.
3.2
Saran
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis
banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya.
Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. (1987). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Rofi’uddin, A., dan Zuhdi, D. (1998). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Jakarta: DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Tarigan, H., G. (1995). Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung:
Angkasa.
Zulfahnur., Kurnia, S., dan Zuniar.
(1996). Teori Sastra. Jakarta:
DEPDIKBUD Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
How to get to the Lucky Lady Casino Resort and - JamBase
BalasHapusThe 대전광역 출장안마 cheapest way to get to the Lucky Lady 아산 출장마사지 Casino 안동 출장안마 Resort and Casino 용인 출장안마 Resort and the hotel is via a bus, taxi, biking, walking, driving, and ridesharing. 충주 출장마사지